Pernah hampir tapi bukan takdir
Tags: Refleksi

Dipublish pada Apr 8, 2025 | Ditulis oleh Abimanyu Darmawan
Ada yang dulu pernah dekat. Pernah bikin tawa jadi ringan, dan pulang jadi enggan. Sekarang, dia sudah bukan bagian dari cerita harian. Sudah bukan nama yang muncul di layar, atau alasan kenapa hati berdebar tanpa sebab.
Kemarin, fotonya lewat di linimasa story (teman saya). Pakai kebaya. Aku senyum. Karena dia cantik. Dan karena senyum itu satu-satunya hal yang bisa aku lakukan biar nggak kelihatan sedih. Aku doain dia bahagia. Serius. Tapi kalau bisa, bahagianya jangan terlalu bahagia ya. Biar aku masih bisa merasa... sedikit penting. Sedikit aja.
Lucu ya, dulu apa-apa bareng. Sekarang, apa-apa diam. Dulu saling tahu semua hal kecil, sekarang... cuma tahu dari orang lain, atau nggak tahu sama sekali. Waktu itu, aku pikir akhir cerita ini akan melibatkan kita berdua. Tapi ternyata, dia sudah menulis bab baru. Dan aku? Masih di halaman yang sama, menimbang-nimbang titik dan koma.
Aku nggak iri. Nggak juga marah. Cuma ada semacam ruang kosong yang tadinya penuh tawa, sekarang sunyi. Bukan sedih, cuma... hening. Dan aku belajar, bahwa tidak semua yang hadir, ditakdirkan untuk tinggal. Kadang mereka cuma mampir, ngajarin cara merasa, lalu pergi membawa pelajaran yang mahal.
Selamat ya, untuk dia. Semoga bahagia selalu.